Senin, 24 September 2018

ads


                                  Hukum Pacaran dalam Islam
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, 
dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim)
Oh, salah jika hanya menyebut para remaja saja yang berbuat demikian, karena 
orang dewasa pun juga banyak  yang melakukannya. Sedihnya, budaya pacaran itu 
bahkan sudah menancapkan akarnya pada anak-anak belia yang masih duduk 
dibangku sekolah dasar berseragam merah dan putih. Sungguh miris sekali.
Sebetulnya, budaya pacaran itu adalah budaya asing yang masuk ke Indonesia 
akibat daripada globalisasi. Karena filter yang kurang, akhirnya banyak yang ikut 
terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran 
tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina 
yang merupakan dosa besar.
Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam Islam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang mukan muhrim karena 
dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. Dalam Islam, pacaran adalah haram. 
Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan dalam dua
 hal, yakni:
  • Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan anak perempuannya, 
kakak laki-laki dengan adik perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram 
berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik) dengan lawan jenis.
Sebab, dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak 
boleh dinikahi) daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan 
(kandung maupun se-ayah), bibi (dari ibu maupun ayah), keponakan (dari saudara 
kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung maupun tiri), ibu susu, 
saudara sepersusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan yang 
mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan mempertontonkan auratnya.
  • Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. 
Namun, terdapat larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau 
bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan, 
harus menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar l
aki-laki yang bukan mahramnya tersebut.
Bahaya Pacaran dalam Agama Islam
Islam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu, selain daripada mendekati 
zina yang merupakan dosa besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
1. Mendekati zina
2. Menghilangkan konsentrasi
3. Penyebab banyak kerugian
4. Mengganggu kehidupan bermasyarakat
Terkhusus bagi remaja yang sudah terjerumus dalam budaya pacaran tersebut, 
berikut adalah bahaya yang semetinya mereka dan orang tua ketahui agar segera bisa meninggalkan perilaku tersebut. Juga bagi remaja yang tidak melakukannya, 
agar semakin berhati-hati agar tidak terjerumus:
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal 
yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada 
berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun juga, pacaran 
adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, iblis adalah temannya.
Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan 
membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan tangan, mulai berdua-duaan, 
dan akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. 
Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara,
 tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) 
dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (H. R Bukhari).
2. Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa, ada iblis 
yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus 
dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya hanya pemuas 
nafsu belaka.  Bahkan, yang awalnya tidak tergoda pun bisa saja terjerumus.
Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, 
katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap 
hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah,  
sungguh yang demikian  sudah menjadi orang yang tersesat.
3. Mengajarkan kepada kemunafikkan
Orang yang pacaran itu mengajarkan diri untuk menjadi munafik. Berbohong ini itu 
hanya demi membuat si pacar senang. Bahkan mengumbar janji-janji yang belum 
tentu bisa ditepati bahkan tak jarang aslinya hanya bualan semata. Berusaha 
menunjukkan sisi terbaik padahal dibelakangnya seling mencela.
Sering mengumbar rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya 
dihadapan sang pacar, tapi juga akan melakukan hal yang sama di hadapan orang 
tua. Jadilah mereka sebagai pembohong yang luar biasa.
4. Mengurangi produktivitas dan minat belajar
Siapa bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Coba pikirkan kembali ke
 dasarnya bahwasanya pacaran itu adalah dosa. Selama berpacaran, artinya Anda 
akan terus memupuk dosa sepanjang waktu. Dari tiap-tiap yang namanya dosa, 
tidak akan terdapat kebaikan di dalamnya.
Justru sebaliknya, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru lebih 
banyak dihabiskan bersama pacar. Uang pemberian orang tua yang semestinya 
dipakai untuk kepentingan pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang. 
Zaman sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah prioritas utama 
dibandingkan dengan diri sendiri.
Akhirnya, tak jarang banyak yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas, 
kebanyakan berhayal, lalu ujung-ujungnya adalah keteteran dan tinggal kelas atau 
terlambat wisuda.
5. Menjadikan hidup boros
Seringkali memberikan ini itu kepada pacar bahkan lebih sering daripada apa yang 
dilakukan kepada orang tua sendiri. Padahal, apa yang diperoleh dari semua itu? 
Apakah dengan membelikan atau mentraktir sesuatu terhadap pacar maka artinya kita 
berinvestasi di dalam masa depan?
Justru sebaliknya, pacaran hanyalah penyebab kantong kering yang akan membuat 
kepala pusing hingga nanti ujung-ujungnya merengeklah pada orang tua untuk mendapat 
tambahan uang belanja sekaligus berpura-pura.
6. Pemicu tindak kriminal
Ini mengerikan. Ketika mendengar berita tentang remaja yang membunuh remaja lainnya 
hanya karena berebut pacar. Luar biasa. Katakanlah dengan kasar, bahwa mereka lebih 
rendah daripada hewan sekalipun.
Padahal, manusia memiliki akan, bukan? Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, 
maka akan berjodoh dengan pacar yang diperebutkan? Yang ada, Anda akan berjodoh 
dengan iblis dan bersama-sama menghuni neraka.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran seperti berikut;
“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan 
menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata 
dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka 
hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H. R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Astaghfirullahal Adhim li walakum wala jami'il muslimin wal muslimah



















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar