Sabtu, 09 Februari 2019


Contoh Pidatoh
Bahasa Inggris  Karya Anak Kelas 8
MTs Muhammadiyah 3 Sedayulawas



السلام عليكو ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم والصلاة والسلام عِلى خاتم الأنبياء والمرسلين وامام المتقين وعلى اله وصحبه ومن تبع سنته وسلك طريقته الى بوم الدين



Honorable English teacher
Next, my friend class 8 my loving
First of all, let us express our gratitude to Allah, the creator of the world, he alone who deserve to be worshipped worthy of adoration, because he has been giving us with endless blessing and merciful. So that we can stay together here for conducting the teaching and learning process. Next, sholawat and salam also goes to our prophet Muhammad Saw. (peace be upon him)
Brother and sister my loving

On this occasion, I would like to present a short speech entitle shahadat.
“La Ilaha Illa Allah”
Every Moslem knows, I think including us, that the key to paradise is the statement. “there is none worthy of worship except Allah”
Indeed, if we look at implicitly the meaning of this statement. This is a cornerstone of Islam (Tauhid). Say that there is no god but Allah and we must away from worshipping any other. So it is safe  to conclude that shahadat is the key to paradise

Brothers and sisters my loving
Yet too many muslims, I think not including us here. Simply rely upon his statement and believe that as long as they  have made this statement, nothing will harm them. They think will be granted paradise because of this mere verbal  statement of the shahadat.
And others, there is a muslim country in the world. That until recently used to have a yearly  week long celebration to the gods  of the sea, celebration to the god of the mountain and celebration to the big  tree.
And they think  that all long they call themselves Muslims and they make shahadat numerous times a day will make them be salvations or granted to paradise.
Do you think that this kind of shahadat will open the doors to paradise for them? Or whoever simply say shahadat will enter paradise.
Brothers and sisters my loving
Saying merely of “ I hear witness that there is none worthy of worship except Allah and I bear witness that Muhammad is his servant and messenger is not sufficient for salvation and granted paradise.
To worship Allah is to know him, to love him, to obey his commandments, to enforce his law in every aspect of life.
To worship Allah is live life not to run away it.
This means that in order to attain salvation a person must combine faith and action, belief and practice. Faith without action is as insufficient as action without faith in god become dynamic in his life are translated in to reality.
Allah states

Kullu Ummati yatkhulul jannnah. " semua umatku akan masuk surga"


Brothers and sisters my loving
Therefore, let us implements our shahadat or testimony of faith in our tongue, heart and actions.
In our tongue, we must testify to the shahadat
In our heart, we must love for Allah, fear Allah and hope in him
And, in our action, we must implement what the testimony of faith into our reality life.
Once again, a mere verbal declaration of faith is not enough for belief in Allah obedience to him a duty. So that we can save here and   here after.
I think that’s all from me, and  before I finish this, I do apologize to you all for any mistake and error. Thank very much for your attention, see you next time.

السلام عليكو ورحمة الله وبركاته



السلام عليكو ورحمة الله وبركاته

السلام عليكو ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم والصلاة والسلام عِلى خاتم الأنبياء والمرسلين وامام المتقين وعلى اله وصحبه ومن تبع سنته وسلك طريقته الى بوم الدين

Yang Terhormat Guru Bahasa Inggris
Selanjutnya, teman-teman kelas 8 yang saya banggakan
Pertama-tama, marilah kita mengungkapkan puji serta syukur kehadirat Allah swt., yakni tuhan yang maha pencipta semua yang ada dialam ini dan yang pantas untuk dipuja. Karena dia telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tak henti-hentinya sehingga kita dapat hadir bersama-sama disini dalam rangka untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, selanjutnya shalawat serta salam kita haturkan buat nabi kita nabi Muhammad saw.

Saudara-saudari yang saya cintai
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah pidato singkat yang berkenaan dengan shahadat “ LA ILAHA ILLA ALLAH”
Saudara-saudari yang saya cintai
Setiap muslim tahu, saya rasa termasuk juga kita disini, bahwa kunci untuk masuk surge ialah sebuah pernyataan bahwa “Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah swt.” Apakah kita hanya berhenti disini, tentu tidak, disinilah pertanyaan akan muncul.
Pertanyaannya adalah akankan semua orang yang mengungkapkan secara lisan saja shahadat ini maka ia akan dijamin masuk surga? Atau lebih singkap barang siapa yang mengucapkan shahadat ini maka ia akan masuk surga?
Saudara-saudari yang saya cintai

Mengucapkan shahadat saja bukanlah jaminan untuk keselamatan dan juga jaminan untuk masuk surga. Karena untuk mendapatkan keselamatan seseorang haruslah mengkombinasikan (menyatukan) anatara keimanan dan perbuatan. Kepercayaan dan melaksanakan. Keimanan tanpa perbuatan sama-sama tida mempunyai nilai seperti melakukan perbuatan tanpa keimanan. Dengan kata lain, seseorang tidak akan mendapatkan keselamatan atau asuk surga hingga keimanannya kepada Allah diamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Allah menegaskan?
Kullu umati yatkhulul jannah
" semua ummatku akan masuk surga

Saudara-saudari yang saya cintai
Oleh sebab itu, marilah kita menyatakan shahadat kita atau kesaksian keimanan kita mulai diikrarkan dengan lidah. Di tananmkan didalam hati dan dilakukan dalam tindakan.
  • Di ikrarkan dengan lidah, kita harus menyatakan dalam bentuk ucapan
  • Di dalam hati, kita haru benar-benar mencintai Allah, takut atas larangannya dan memohon ampun kepadanya
  • Dan didalam tindakan atau perbuatan, kita harus melaksanakan apa yang kita iamani kedalam kehidupan nyata kita.
Sekali lagi, menyatakan keimanan sekedar ucapan tidaklah cukup, beriman kepada Allah ialah melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya. Sehingga kita akan selamat didunia dan di akhirat.
Saya rasa cukup dari saya, mohon maaf atas kekhilafan dan kesalahan dan teria kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum w.w






Contoh Pidatoh tentang menutup aurot
karya anak MTs Muhammadiyah 3 Sedayulawas



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ

سِيَادَةُ رَئِيْسُ الْجَلَسَةِ، فَضِيْلَةُ خُطَبَاءِ النَّاشِطِيْنْ، وَيَا اَيُّهَا اْلوَاقِفُوْنَ اْلحَاضِرُوْنَ الْمُحْتَرَمُوْنَ، قَابِلُوا سَلاَمِى سَلاَمًا مِنْ عِندَ اللهِ تَعَالىَ: الَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

فَياَ عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنْ

 وَيَا اَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنَ الكِرَامْ

قُبَيْلَ بِدَايَةِ الْخُطْبَةِ حَيَّ نَشْكُرُ اللهَ عَزَّ شَأْنُهُ الَّذِي قَدْ اَنْعَمْنَا بِنِمٍ وَافِرَةٍ ِشَتَّى وَ لآ نَنْسَى صَلاَةً وَسَلاَمًا عَلَى نَبِيِّنَا صَاحِبِ الشَّرِيْعَةِ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ،كُنْتُ قَائِمًا مُسْتَقِيْمًا هُنَا سَاَتَكَلَّمُ بِفَاتِحَةِ الْكَلاَمِ

“اَلنِّسَاءُ فِي الاِسْلاَمْ”

يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ

لَقَدْ كَرَّمَ الإِسَلاَمُ النِّسَاءَ اِكْراَمًا وَافِراً اَنَّهُ قَدْ اَمَرَهُنَّ عَلَى سَتْرِ عَوْرَتِهِنَّ وَ حِفْظِ فُرُوْجِهِنَّ بِقوْلِ تَعَالَى: وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ   – اَلْمُؤمِنُوْن: 5
يَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْن َالكِرَامْ. ولَكِنَّ النِّسَاءُ فِي الزَّمَانِ هَذَا قَدْ كَانَ نَازِلاً وَانْحِطَاطًا كَثِيْرًا مِنْهُنَّ لاَ يُرِدْنَ سَتْرَعوْرَتَهِنَّ بَلْ يَسْتَعْمِلنَ سَرَاوِيْلَ القَصِيْرةَ كَالرِجَالِ، وقال رَسول الله صَلَّى عَلَيْهِ وَسّلَم مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ، وَيُبَاحُ النَّظْرُ اِلَىَ الْمَرَءَةِ ِلاَجْلِ شَهَادَةٍ وَ مُعَامَلَةٍ كَالبَيْعِ وَالشِّرَاءِ وَلِتَعْلِيْمِ صَنْعَةٍ وَنَحْوِهاَ كَتَعْلِيْمِ الدِّيْنِ وَغَيْرِهِ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ فَلاَ يَجُوْزُ ماَ ِهِ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ فَلاَ يَجُوْزُ ماَ زَادَ عَلَيْهَا قاَلَ تَعَالىَ قُزَادَ عَلَيْهَا قاَلَ تَعَالىَ قُلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ.

يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ

 رُبَّمَا هَا هِيَ الَّتىِ اسْتَطَعْـتُ اَنْ اُلْقِيَ لَكُمْ فِى هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ الْبَديْعةِ اِلَى اللِّقَى القَادِمْ اِنْ شَاءَ اللهْ . وَالسَّلَامْ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبِرَكَاتُهْ

Bismillahirrohmanirrohim, yang terhormat pembawa acara, para pembicara, dan hadirin sekalian yang mulia.

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Segala puji bagi Tuhan semesta alam, shalawat serta salam kami haturkan pada jungjungan para Nabi dan Rasul, para keluarga, dan sahabat nabi semuanya. Ya, Allah lapangkan dadaku, mudahkan segala urusanku, dan buka ikatan lisanku supaya perkataanku mudah dipahami semua hamba Allah.
Hadirin yang mulia.

Sebelum memulai berbicara mari kita bersama – sama bersyukur pada Allah SWT yang telah memberi nikmat pada kita semua dan tak lupa shalawat serta salam pada Nabi Muhammad SAW yang telah bawa syariat Islam ke alam semesta.

Hadirin yang mulia

Perlu diketahui bahwa Islam telah memuliakan para wanita setinggi tingginya, yakni dengan memerintahkan pada mereka supaya menutup aurat dan kemaluannya. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya 

 وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ  

“Dan mereka orang – orang yang menjaga kemaluan mereka”. (Al Mukminun : 5).

Tapi, wanita dijaman sekarang ini telah mundur dan sangat terpuruk, sungguh mereka tidak mau menutup aurat mereka, bahkan menggunakan pakaian pendek yang menyerupai laki – laki.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka mereka adalah kaum tersebut. Dan diperbolehkan melihat wanita hanya sekadar melihat, dn sekadar memenuhu keperluan tak melebihi hal – hal tersebut. Allah SWT berfirman yang artinya “katakanlah pada laki – laki mukmin agar menundukan pandangan mereka dan katakan pada perempuan mukmin supaya menundukan pandangan mereka juga”.

Hadirin yang mulai

Mungkin sekian yang bisa kami sampaikan kepada Anda semuanya, Wassalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.

“Kedudukan Wanita Dalam Islam”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ

سِيَادَةُ رَئِيْسُ الْجَلَسَةِ، فَضِيْلَةُ خُطَبَاءِ النَّاشِطِيْنْ، وَيَا اَيُّهَا اْلوَاقِفُوْنَ اْلحَاضِرُوْنَ الْمُحْتَرَمُوْنَ، قَابِلُوا سَلاَمِى سَلاَمًا مِنْ عِندَ اللهِ تَعَالىَ: الَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

فَياَ عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنْ

 وَيَا اَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنَ الكِرَامْ

قُبَيْلَ بِدَايَةِ الْخُطْبَةِ حَيَّ نَشْكُرُ اللهَ عَزَّ شَأْنُهُ الَّذِي قَدْ اَنْعَمْنَا بِنِمٍ وَافِرَةٍ ِشَتَّى وَ لآ نَنْسَى صَلاَةً وَسَلاَمًا عَلَى نَبِيِّنَا صَاحِبِ الشَّرِيْعَةِ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ،كُنْتُ قَائِمًا مُسْتَقِيْمًا هُنَا سَاَتَكَلَّمُ بِفَاتِحَةِ الْكَلاَمِ

“اَلنِّسَاءُ فِي الاِسْلاَمْ”

يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ

لَقَدْ كَرَّمَ الإِسَلاَمُ النِّسَاءَ اِكْراَمًا وَافِراً اَنَّهُ قَدْ اَمَرَهُنَّ عَلَى سَتْرِ عَوْرَتِهِنَّ وَ حِفْظِ فُرُوْجِهِنَّ بِقوْلِ تَعَالَى: وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ   – اَلْمُؤمِنُوْن: 5

يَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْن َالكِرَامْ. ولَكِنَّ النِّسَاءُ فِي الزَّمَانِ هَذَا قَدْ كَانَ نَازِلاً وَانْحِطَاطًا كَثِيْرًا مِنْهُنَّ لاَ يُرِدْنَ سَتْرَعوْرَتَهِنَّ بَلْ يَسْتَعْمِلنَ سَرَاوِيْلَ القَصِيْرةَ كَالرِجَالِ، وقال رَسول الله صَلَّى عَلَيْهِ وَسّلَم مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ، وَيُبَاحُ النَّظْرُ اِلَىَ الْمَرَءَةِ ِلاَجْلِ شَهَادَةٍ وَ مُعَامَلَةٍ كَالبَيْعِ وَالشِّرَاءِ وَلِتَعْلِيْمِ صَنْعَةٍ وَنَحْوِهاَ كَتَعْلِيْمِ الدِّيْنِ وَغَيْرِهِ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ فَلاَ يَجُوْزُ ماَ ِهِ بِقَدْرِ الْحَاجَةِ فَلاَ يَجُوْزُ ماَ زَادَ عَلَيْهَا قاَلَ تَعَالىَ قُزَادَ عَلَيْهَا قاَلَ تَعَالىَ قُلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ.

يَا اَيُّهَاالحَاضِرُوْنَ الْكِرَامْ

 رُبَّمَا هَا هِيَ الَّتىِ اسْتَطَعْـتُ اَنْ اُلْقِيَ لَكُمْ فِى هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ الْبَديْعةِ اِلَى اللِّقَى القَادِمْ اِنْ شَاءَ اللهْ . وَالسَّلَامْ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبِرَكَاتُهْ

Bismillahirrohmanirrohim

Yang terhormat pembawa acara

Yang terhormat para pembicara

Dan para hadirin yang mulia

Terima salam kami salam panggilan dari Allah Ta’ala.

Assalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh

Segala puju bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada jungjungan para nabi dan rasul, para keluarga dan shahabat-shahabat nabi semua  dan seterusnya. Ya Allah lampangkan dadaku, mudahkan urusanku, dan bukalah ikatan lisanku agar perkataanku dipahami semua. Wahai hamba Allah semua aku mewashiatkan kepada kalian dan kepada diriku sendiri agar bertaqwa dan taat kepadanya agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Hadirin yang mulia.

Sebelum memulai berbicara mari kita bersykur kepada Allah yang Maha Tinggi yang telah memberikan nikmat yang sangat banyak sekali kepada kita semua dan tidak lupa shalawat dan salam kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasalam yang telah membawa syariat Islam ke alam itu.

Hadirin yang mulia.

Saya berdiri tegak di sini akan berbicara dengan judul :

“Kedudukan Wanita Dalam Islam”

Hadirin yang mulia.


لَقَدْ كَرَّمَ الإِسَلاَمُ النِّسَاءَ اِكْراَمًا وَافِراً اَنَّهُ قَدْ اَمَرَهُنَّ عَلَى سَتْرِ عَوْرَتِهِنَّ وَ حِفْظِ فُرُوْجِهِنَّ بِقوْلِ تَعَالَى: وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ   – اَلْمُؤمِنُوْن: 5

Islam telah memuliakan wanita setinggi-tinggi kemuliaannya, yaitu dengan memerintahkan mereka agar menutup aurat mereka dan kemaluan mereka semua, sebagai mana firman Allah Ta’ala:  “Dan mereka orang-orang yang menjaga kemaluan mereka.” (Al Mukminun: 5).

Akan tetapi wanita zaman sekarang telah mundur dan terpuruk sekali, sungguh mereka enggan dan tak mau menutup aurat mereka. Bahkan mereka menggunakan pakaian pendek menyerupai laki-laki. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam telah bersabda: Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka mereka termasuk kaum tersebut. Dan dibolehkan melihat wanita hanya sekedar melihat dan (muamalah) pergaulan seperti jual beli, pelatihan, pengajaran agama, dan sebagainya sekedar memenuhi keperluan, tidak melebihi hal-hal itu. Allah berfirman: “Katakanlah pada laki-laki mukmin menundukan pandangan mereka, dan katakanlah pada perempuan mukmin agar menundukan pandangan mereka juga“.

Hadirin yang mulia.

Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan pada kalian semua pada kesempatan yang baik ini, sampai jumpa lagi, InsyaAllah kita.

Wassalamu ‘alaikum warohmatulloh wabarokatuh


Jumat, 07 Desember 2018


MENGGALI PENGOBATAN ALA ROSULULLAH

bersama HMD madu Sedayulawas WA: 085645100518
face book #sang pencerah jiwa
menyediakan madu Asli fiihi syifaaul linnnas
kemasan besar  dan kemasan kecil



Sebagaimana sudah dijelaskan dalam alquran suart An-Nahl : 68-69 bahwasannya madu sudah sangat dijelaskan didalam al-quran sebagai obat untuk manusia .
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Nabi Muhammad Saw bersabda : “Kesembuahan itu ada pada tiga hal, yaitu dalam pisau pembekaman, meminumkan madu, pengobatan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan besi panas”. (HR. Bukhori no. 5681)
Menurut Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah: “Madu memiliki banyak khasiatnya. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, menetralkan kelembaban tubuh baik dengan cara dikonsumsi ataupun dioleskan. Madu sangat bermanfaat untuk lansia dan bagi mereka yang memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin” (Metode Pengobatan Nabi SAW hal 42-43).
Suatu kejadian ketika ada sahabat nabi datang kepada Nabi saw memberitahukan anaknya yang sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh orang itu meminumkan madu kepada anaknya. Nabi juga menyuruh mengambil madu asli dan ketika madu diminumkan kepada anaknya hendaklah membaca do’a.
Sudah menjadi bukti bahwa madu adalah salah satu obat yang mujarab yang selalu dipakai oleh Nabi Muhammad saw pada masa itu. Ada suatu penelitian menjelaskan bahwa, luka bakar akan cepat sembuh apabila diberikan (diolesi) obat dengan madu bukan dengan yang lain. Itu baru merupakan salahsatu dari manfaat madu. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa manfaat madu bagi kesehatan :
  1. 1.  Sebagai sumber energy yang baik
Orang yang mengkonsumsi madu sebelum beraktifitas akan senantiasa tidak akan mudah mengalami kelelahan, dan juga orang yang berpuasa yang sebelumnya orang itu mengkonsumsi madu maka orang itu akan tidak mudah merasakan lapar dan energy nya akan tetap terjaga dalam tubuh. Kenapa bisa begitu ? sebab, madu mempunyai fruktosa dan glukosa yang dapat mudah diubah menjadi energy dalam tubuh. Madu akan memberikan cadangan makanan dalam tubuh, sehingga tubuh kita tidak mudah mengalami kelelahan.
  1. 2.  Tidak menyebabkan resiko diabetes
Pada madu tentunya mengandung zat yang baik dalam tubuh yang tidak akan merugikan kesehatan bagi tubuh kita. Hal ini sudah tercantum dalam al-quran. Jadi, madu bisa digunakan untuk pengganti gula dan tentunya aman bagi penderita diabetes.
  1. 3.  Membantu penyerapan kalsium
Madu mempunyai kandungan asam glukonat yang dapat mempercepat penyerapan kalsium.
  1. 4.  Madu baik untuk pencernaan
Ada banyak manfaat madu bagi pencernaan kita yaitu :
  • Madu baik untuk mengatasi tukak lambung dan mencegah iritasi pada lambung yang disebabkan oleh resiko dari makanan dan minuman beralkohol, obat-obatan ataupun yang lainnya. Menurut pengalaman seseorang, ketika orang itu mengalami penyakit lambung. Dia  sudah beberapa kali minum obat-obatan tetapi tidak selalu membuahkan hasil, kemudian waktu itu dia memutuskan untuk mengkonsumsi madu dan menghentikan meminum obat sehingga lambung dia membaik dan tidak mudah terasa perih. Madu memang obat yang mujarab bagi tubuh kita, tidak ada salahnya kita mencoba pengobatan dengan madu. Anjuran meminum obat dengan madu sudah dituliskan dengan jelas dalam alquran.
  • Madu sebagai obat untuk memperlancar buang air besar, mengatasi konstipasi ataupun sembelit, dan mengatasi dalam masalah diare dengan cara membantu penyerapan air dan elektrolit dan akan mengahambat bakteri E.colli yang dapat menyebabkan diare.
  1. 5.  Sebagai anti oksidan
Madu mengandung berbagai macam nutrisi seperti vitamin C, enzim, asam fenolik, asam organic dan flavonoid yang akan bermanfaat sebagai anti oksidan yang tinggi.
  1. 6.  Madu akan meningkatkan bakteri yang menguntungkan bagi tubuh dan menghambat bakteri yang merugikan bagi tubuh.
Madu mempunyai sifat antimikroba. madu akan membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri bifido yang merupakan bakteri yang sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan yaitu dengan menghambat bakteri yang merugikan seperti helicobacter pylori, yang dapat menyebabkan tukak pada lambung.
  1. 7.  Madu akan mempercepat proses penyembuhan luka
Madu bersifat higroskopis yang tinggi yang akan mudah menyerap air. Sehingga jika madu dioleskan ke luka terbuka, madu akan mempercepat penyerapan kandungan air pada luka tersebut. Sehingga luka akan mudah kering. Madu juga mengurangi pembengkakan pada luka dan luka akan sembuh lebih cepat. Sifat antimikroba yang terkandung dalam madu akan menghambat  pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga luka akan tidak mudah terinfeksi.

smoga manfaat   amin 

JANGAN REMEHKAN SHOLAT
KARENA KAU UDAH HAFAL BACAANYA


Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya. (فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ)
Celakalah orang-orang yang solat ! Sungguh rugi seorang yang menghabiskan waktunya untuk solat tapi masih saja celaka. Siapakah mereka? Dalam ayat ini Allah menyebut orang-orang yang celaka adalah yang lalai terhadap solatnya bukan yang lalai di dalam solatnya. Atau dalam bahasa arab Allah menyebutkan
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Bukan

الَّذِينَ هُمْ في صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Kenapa demikian?
Kita harus bersyukur karena Allah tidak menyebut celaka kepada orang-orang yang lalai di dalam solatnya. Karena kita sendiri merasakan bahwa ketika takbir telah terucap, pikiran sudah tidak fokus lagi kepada solat.
Tiba-tiba teringat hutang seseorang yang belum dibayar, ingin pergi keluar kota dan berbagai masalah tiba-tiba memenuhi pikiran. Bahkan sering kita lupa jumlah rokaat karena memikirkan hal lain diluar solat.
Imam Ja’far As-Shodiq pernah ditanya apakah arti lalai dalam ayat ini? Apakah yang dimaksud adalah was was atau keraguan dalam solat? Imam menjawab,
“Tidak, jika itu yang dimaksud maka banyak orang yang tidak bisa melewatkannya. (Arti lalai dalam ayat ini) adalah tidak memperhatikan waktu solat dan menunda-nunda untuk melaksanakannya.”
Jika yang celaka dalam ayat ini adalah orang yang lalai di dalam solat, berapa banyak orang yang akan celaka?
Tentu hampir semua orang merasakan gangguan dalam solat sehingga ia lalai. Namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah mereka yang meremehkan waktu solat. Menunda-nunda ketika ingin melaksanakannya. Mendahulukan urusan lain daripada solatnya. Merekalah orang yang solat namun celaka, kata Allah swt.
Padahal, sifat malas untuk solat dan mengulur-ulur waktunya adalah sifat orang-orang munafik. Allah berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً -١٤٢-
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang Menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa’ 142)

Masalah mengulur waktu memang sudah menjadi penyakit yang merata. Setan tidak akan tinggal diam dan berusaha membuat solat menjadi beban yang begitu berat. Tapi kita harus selalu sadar bahwa menunda waktu solat sama saja mengundang celaka. Imam Ali bin Abi tholib pernah berpesan,

“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi solat. Maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya. Karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu solat.”


Bukankah kita merasa tidak enak ketika harus meninggalkan tamu saat waktu solat tiba? Bukankah kita sering menunda solat karena takut melewatkan acara di tv? Bukankah kita sering mengakhirkan waktu solat karena takut bisnis kita akan gagal jika pembicaraannya terputus?
Imam Ja’far pernah ditanya, bagaimanakah lalai terhadap solat itu? Beliau menjawab,

“Ketika seorang mendahulukan urusan dunianya atas urusan akhiratnya.”


Padahal mereka adalah orang-orang yang solat, tapi sayang sekali Allah menyebut mereka orang-orang yang celaka. Tidakkah kita ingat Rasulullah saw di akhir hayatnya berpesan, “Umatku umatku… Jagalah solat…” Bahkan beliau pernah bersabda,

“Kelak tidak akan mendapat syafaatku, orang yang meremehkan (waktu) solat.”

Kenapa memperhatikan waktu solat itu begitu penting?
Karena ketika kita meremehkan waktu solat, kita telah meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah swt. Dan meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah sama saja meremehkan Allah swt. Bukankah kita akan bangun lebih pagi jika ada janji dengan orang yang penting bagi kita? Kita akan berangkat lebih awal agar jangan sampai terlambat menemuinya. Akankah Allah lebih rendah dibandingkan manusia termulia sekalipun?

Kisah

Suatu hari datang seorang wanita kepada Rasulullah saw. Dia meminta untuk berbicara dengan beliau dan meminta agar para sahabat keluar. Akhirnya Rasulullah memberi isyarat kepada para sahabatnya untuk keluar. Ketika para sahabat telah keluar, wanita ini berkata, “Wahai Rasululah, aku telah berbuat dosa yang amat besar.”
“Rahmat dan ampunan Allah lebih besar dari dosamu, apa yang kamu lakukan?” Kata beliau Wanita itu menjawab,
“Aku adalah seorang wanita yang bersuami kemudian aku selingkuh. Aku berzina sampai aku hamil. Dan ketika anak itu lahir aku cekik dan kumasukkan ke dalam cuka. Kemudian setelah beberapa lama aku jual cuka itu untuk orang lain.”
“Sungguh engkau telah melakukan dosa besar.”
Sesaat Rasulullah melihatnya dan dengan spontan berkata, “Aku menduga bahwa engkau telah meninggalkan solat Asar.”
Disaat kita meremehkan solat, senjata untuk melawan hawa nafsu akan melemah. Dengan meninggalkan solat, seorang dapat kehilangan kontrol pada nafsunya hingga bisa melakukan hal-hal yang kotor semacam itu.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ -٤٥-
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Al-Baqarah 45)
   
Yang berbuat riya’ (الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ)
Selain meremehkan solat. Riya’ juga termasuk penyakit yang berat. Karena setiap manusia suka dan ingin disanjung orang. Hanya bagaimana kita harus pintar menata niat agar amal kita hanya ditujukan untuk Allah semata. Orang yang riya’ termasuk dalam golongan orang yang mendustakan agama. Karena mereka tidak yakin dengan balasan Allah swt, hingga harus berharap dilihat oleh orang lain. Jika dia yakin, pasti ia akan beramal hanya untuk-Nya.
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً -١١٠-
“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.” (Al-Kahfi 110)

Riya’ termasuk dalam syirik yang tersembunyi. Ketika orang yang riya’ ini menghadap pada Allah di Hari Pembalasan, Allah akan berkata padanya “Hai fulan, mintalah pahalamu kepada mereka yang kau tujukan niatmu padanya.”
Karenanya, jangan heran jika banyak orang yang sudah memiliki amal kebaikan yang banyak, ternyata sampai di akhirat dengan tangan kosong. Semua itu karena amal mereka tidak ditujukan untuk Allah semata.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً -٢٣-
“Dan Kami akan Perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan Jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Al-Furqon 23)

Seorang datang kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya beramal untuk Allah tapi orang lain memuji saya, apakah itu riya’?
Rasul menjawab, “Pujian seorang itu tidak masalah selagi niatmu hanya untuk Allah. Ketika ada orang yang memujimu, itu adalah kabar baik yang didahulukan (sebelum mendapat ganjarannya)”
Beramal untuk orang lain sama saja dengan meremehkan Allah swt. Apakah Allah tidak bisa memberi yang kita harapkan hingga harus berharap pada makhluk-Nya?

Tanda-Tanda Riya’

Imam Ali bin Abi tholib pernah menjelaskan tentang tanda-tanda orang yang riya’. Beliau berkata, “Orang yang Riya’ itu:
  1. Malas ketika sendirian
  2. Rajin ketika banyak orang.
  3. Menambah amalnya ketika dipuji.
  4. Mengurangi amalnya ketika tidak ada yang memujinya.

Sebab Riya’

Sebab-sebab orang yang riya’ itu bermacam-macam. Ada sebagian karena gila sanjungan, takut di kritik, tamak dan ingin menutupi keburukannya.
Dan enggan (memberikan) bantuan (وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ)
Sampailah kita pada ayat terakhir pada surat ini. Tipe pendusta agama yang terakhir adalah mereka yang enggan memberi bantuan walaupun berupa hal-hal yang remeh.
Al-Ma’un dalam bahasa arab bermakna sesuatu yang kecil dan remeh. Sesuatu yang tidak berharga yang bisa dipinjamkan kepada orang lain. Seperti air, garam, panci dan alat-alat remeh lainnya. Rasulullah saw bersabda,

“Siapa yang menahan Al-Ma’un (hal-hal yang remeh) ini dari tetangganya maka Allah akan menahan kebaikannya di Hari Kiamat. Dan Allah akan memasrahkannya pada dirinya sendiri. Dan betapa buruk keadaan orang itu”

Ketika Allah tidak mau lagi memperhatikan hamba-Nya, Dia akan memasrahkannya pada dirinya sendiri. Apa daya seorang hamba yang tidak lagi diperhatikan oleh Allah swt. Apa yang dapat dia lakukan sendiri tanpa bantuan Allah swt?
Rasulullah pun dalam tangisannya di kala sujud selalu berdoa, “Ya Allah, benahilah seluruh urusanku. Jangan kau pasrahkan aku pada diriku sendiri dan pada makhluk-Mu sekejap mata pun. ”
Untuk menutup kajian ini, ada poin penting yang harus kita perhatikan dalam Surat ini. Islam bukanlah agama yang memperhatikan kehidupan akhirat saja. Hubungan kepada sesama manusia pun sangat diperhatikan.
Terbukti dengan orang-orang yang disebut pendusta agama. Siapa mereka? Pertama Allah menyebutkan orang yang keras kepada anak yatim dan tidak saling menganjurkan untuk memberi orang miskin. Keduanya adalah urusan yang berhubungan dengan sesama manusia. Baru kemudian Allah menyebutkan tipe orang yang melalaikan solat dan Riya’.
Disini Allah mendahulukan hubungan antar manusia sebelum menyebutkan hubungan dengan alam akhirat. Jelas, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antar manusia dalam islam.
Semoga Allah swt menjauhkan kita dari sifat-sifat para pendusta agama ini. Dan semoga Rasulullah berkenan memberi syafaatnya setelah kita berusaha menjaga waktu solat.









Selasa, 25 September 2018


 Lets Go Bro


8 Cara  Agar diberi kelancaran rezeki


Rezeki banyak melimpah tidak sama konsepnya dengan rezeki yang halal dan berkah. Bisa jadi seoserang mempunyai rezeki yang banyak tetapi tidak terdapat keberkahan di dalamnya. Makna kata berkah sendiri berartial-ziyadah yang artinya bertambah dan al-namaa’ yang artinya tumbuh berkembang.  Menurut Imam Al Baghawy, yang dimaksud dengan barakah adalah tetapnya kebaikan ilahiy dalam sesuatu.  Maka di dalam Islam rezeki yang diinginkan adalah rezeki yang bertambah dan mengandung kebaikan di dalamnya. Sehingga bisa kita katakan, kalau seseorang mempunyai rezeki yang berkah, maka rezekinya bertambah-tambah di dalamnya dengan terdapat pula banyak kebaikan yang tiada berkurang.
Adapun agar rezeki lancar , barokah dan halal sebagaimana tuntutan Rasulullah SAW Insya Allah sebagai berikut:
  1. Menjauhi pekerjaan yang haram dan syubhat. Dalam arti kata taat kepadanya dan tidak melakukan dosa. Karena dosa menutup pintu rezeki. Rasulullah bersabada: “… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” (Riwayat at-Tirmizi). Dekatkan diri kepada Allah dengan ibadah ma’dah tambahan seperti sholat Dhuha dan Tahajud
  2. Bekerja sungguh-sungguh. Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam mencari rizki yang halal.” (HR. Adailami)
  3. Mengadukan masalah rezeki ini hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa tertimpa kemiskinan, kemudian ia mengadukannya kepada sesama manusia, maka tidak akan tertutup kemiskinannya itu. Namun, siapa saja yang mengadukannya kepada Allah, maka Allah akan memberinya rizki, baik segera ataupun lambat.”[HR. Abu Dawud dan Turmidziy, Abu 'Isa berkata hadits ini hasan shahih gharib]
  4. Banyak membaca istighfar Rasulullah saw bersabda,” Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah swt akan menjadikan setiap kesulitan kelapangan, dan setiap kesempitan jalan keluar, dan Allah akan memberinya rejeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangkanya.“ [HR. Imam Ahmad dalam Musnad]
  5. Sabar dan banyak membaca la hawla wa la quwwata illa billah. Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah, bahwasanya anak laki-laki ‘Auf bin Malik al-Asyja’iy yang bernama Salim, telah ditawan oleh orang-orang musyrik. Kemudian, ia mendatangi Rasulullah saw dan mengadukan kesedihannya kepada Rasulullah, sambil berkata, “Sesungguhnya, musuh telah menawan anaknya, dan ibunya menjadi sangat sedih. Lantas, apa yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah saw menjawab, ” Bertaqwalah kepada Allah, bersabarlah, dan aku anjurkan agar kamu dan isterimu memperbanyak bacaan “La Haulah wa Laa Quwwata Illa bi al-Allah”. Lalu, ia kembali ke rumahnya dan berkata kepada isterinya,”Rasulullah saw telah memerintahkan aku dan kamu untuk memperbanyak bacaan “La Haulah wa Laa Quwwata Illa bi al-Allah”. Isterinya menjawab, “Baiklah.” Keduanya segera melaksanakan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. Akhirnya, anaknya berhasil meloloskan diri dari musuh, dan menggiring ternak-ternak mereka. Kemudian, ia membawa ternak-ternak itu di hadapan ayahnya. Jumlah ternak itu adalah 4000 ekor kambing, dan Rasulullah saw memberikan ternak itu kepadanya.[Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Thalaq:3]
  6. Tawwakal sepenuhnya kepada Allah SWT “Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rejeki kepada kalian, sebagaimana Allah telah memberi rejeki kepada burung yang berangkat di pagi buta dengan perut kosong, dan kembali ke sarangnya dengan perut kenyang.”[HR. Bukhari]
  7. Bershadaqahlah dan Nafkahkanlah harta tersebut kepada yang berhak. Rasulullah bersabda ”Ada tiga hal yang aku bersumpah kepadanya dan aku akan menyampaikan suatu berita kepadamu, maka perhatikan benar-benar. Tiadalah akan berkurang harta seseorang karena shadaqah….dan tiadalah seseorang membuka pintu meminta-minta melainkan Allah akan membukakan kepadanya pintu kemiskinan.”[HR. Turmudziyy] “Janganlah kamu menutup-nutupi apa yang kamu miliki, niscaya Allah akan menutupi rizkimu.” Dalam riwayat lain dinyatakan, “Nafkahkanlah hartamu serta jangan kamu menghitung-hitungnya, maka Allah swt akan menghitung-hitungnya untukmu; dan janganlah kamu menakar-nakarnya, niscaya Allah Alah menakar-nakarnya untuk kamu.”[HR. Bukhari dan Muslim]
  8. Tolonglah Agama Allah dengan menegakkan Syariat Islam secara kaffah. Allah SWT berfirman dalam surat Muhammad ayat 7:” Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Kiat yang terakhir inilah yang harus diperhatikan dengan serius oleh umat Islam pada saat sekarang ini. Islam sebagai jalan kehidupan tidak tegak di masyarakat kita pada saat ini dengan tidak adanya Daulah Islam sebagai wadah tegaknya Syariat Islam. Sehingga membuat sistem perekonomian yang dimana umat mencari rezeki pada saat sekarang ini merupakan sistem perekonomian yang tidak mendukung mereka untuk mendapatkan rezeki yang banyak, lancar dan barokah. Lihatlah bagaimana susahnya sebagian orang hanya untuk mendapatkan sesuap nasi sehari, dan kemudian tidak lepasnya setiap usaha dari riba, sehingga untuk memastikan apakah harta yang kita cari pada saat sekarang ini berkah dan halal, sangatlah susah sekali.






By: Dazhaff Sedayulawas










Senin, 24 September 2018

ads


                                  Hukum Pacaran dalam Islam
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, 
dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” (H. R. Muslim)
Oh, salah jika hanya menyebut para remaja saja yang berbuat demikian, karena 
orang dewasa pun juga banyak  yang melakukannya. Sedihnya, budaya pacaran itu 
bahkan sudah menancapkan akarnya pada anak-anak belia yang masih duduk 
dibangku sekolah dasar berseragam merah dan putih. Sungguh miris sekali.
Sebetulnya, budaya pacaran itu adalah budaya asing yang masuk ke Indonesia 
akibat daripada globalisasi. Karena filter yang kurang, akhirnya banyak yang ikut 
terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran 
tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina 
yang merupakan dosa besar.
Tidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam Islam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang mukan muhrim karena 
dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. Dalam Islam, pacaran adalah haram. 
Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan dalam dua
 hal, yakni:
  • Hubungan Mahram
Yang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan anak perempuannya, 
kakak laki-laki dengan adik perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram 
berarti sah-sah saja untuk berduaan (dalam artian baik) dengan lawan jenis.
Sebab, dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram (yang tidak 
boleh dinikahi) daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan 
(kandung maupun se-ayah), bibi (dari ibu maupun ayah), keponakan (dari saudara 
kandung maupun sebapak), anak perempuan (anak kandung maupun tiri), ibu susu, 
saudara sepersusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan yang 
mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan mempertontonkan auratnya.
  • Hubungan Non-mahram
Selain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. 
Namun, terdapat larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau 
bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan, 
harus menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar l
aki-laki yang bukan mahramnya tersebut.
Bahaya Pacaran dalam Agama Islam
Islam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu, selain daripada mendekati 
zina yang merupakan dosa besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
1. Mendekati zina
2. Menghilangkan konsentrasi
3. Penyebab banyak kerugian
4. Mengganggu kehidupan bermasyarakat
Terkhusus bagi remaja yang sudah terjerumus dalam budaya pacaran tersebut, 
berikut adalah bahaya yang semetinya mereka dan orang tua ketahui agar segera bisa meninggalkan perilaku tersebut. Juga bagi remaja yang tidak melakukannya, 
agar semakin berhati-hati agar tidak terjerumus:
1. Mudah terjerumus ke perzinaan
Seringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal 
yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada 
berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun juga, pacaran 
adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, iblis adalah temannya.
Sehingga kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan 
membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan tangan, mulai berdua-duaan, 
dan akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. 
Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara,
 tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) 
dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (H. R Bukhari).
2. Melemahkan iman
Sudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa, ada iblis 
yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus 
dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya hanya pemuas 
nafsu belaka.  Bahkan, yang awalnya tidak tergoda pun bisa saja terjerumus.
Akhirnya, banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, 
katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap 
hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah,  
sungguh yang demikian  sudah menjadi orang yang tersesat.
3. Mengajarkan kepada kemunafikkan
Orang yang pacaran itu mengajarkan diri untuk menjadi munafik. Berbohong ini itu 
hanya demi membuat si pacar senang. Bahkan mengumbar janji-janji yang belum 
tentu bisa ditepati bahkan tak jarang aslinya hanya bualan semata. Berusaha 
menunjukkan sisi terbaik padahal dibelakangnya seling mencela.
Sering mengumbar rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya 
dihadapan sang pacar, tapi juga akan melakukan hal yang sama di hadapan orang 
tua. Jadilah mereka sebagai pembohong yang luar biasa.
4. Mengurangi produktivitas dan minat belajar
Siapa bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Coba pikirkan kembali ke
 dasarnya bahwasanya pacaran itu adalah dosa. Selama berpacaran, artinya Anda 
akan terus memupuk dosa sepanjang waktu. Dari tiap-tiap yang namanya dosa, 
tidak akan terdapat kebaikan di dalamnya.
Justru sebaliknya, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru lebih 
banyak dihabiskan bersama pacar. Uang pemberian orang tua yang semestinya 
dipakai untuk kepentingan pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang. 
Zaman sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah prioritas utama 
dibandingkan dengan diri sendiri.
Akhirnya, tak jarang banyak yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas, 
kebanyakan berhayal, lalu ujung-ujungnya adalah keteteran dan tinggal kelas atau 
terlambat wisuda.
5. Menjadikan hidup boros
Seringkali memberikan ini itu kepada pacar bahkan lebih sering daripada apa yang 
dilakukan kepada orang tua sendiri. Padahal, apa yang diperoleh dari semua itu? 
Apakah dengan membelikan atau mentraktir sesuatu terhadap pacar maka artinya kita 
berinvestasi di dalam masa depan?
Justru sebaliknya, pacaran hanyalah penyebab kantong kering yang akan membuat 
kepala pusing hingga nanti ujung-ujungnya merengeklah pada orang tua untuk mendapat 
tambahan uang belanja sekaligus berpura-pura.
6. Pemicu tindak kriminal
Ini mengerikan. Ketika mendengar berita tentang remaja yang membunuh remaja lainnya 
hanya karena berebut pacar. Luar biasa. Katakanlah dengan kasar, bahwa mereka lebih 
rendah daripada hewan sekalipun.
Padahal, manusia memiliki akan, bukan? Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, 
maka akan berjodoh dengan pacar yang diperebutkan? Yang ada, Anda akan berjodoh 
dengan iblis dan bersama-sama menghuni neraka.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran seperti berikut;
“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan 
menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata 
dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka 
hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” (H. R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Astaghfirullahal Adhim li walakum wala jami'il muslimin wal muslimah