Jumat, 07 Desember 2018


MENGGALI PENGOBATAN ALA ROSULULLAH

bersama HMD madu Sedayulawas WA: 085645100518
face book #sang pencerah jiwa
menyediakan madu Asli fiihi syifaaul linnnas
kemasan besar  dan kemasan kecil



Sebagaimana sudah dijelaskan dalam alquran suart An-Nahl : 68-69 bahwasannya madu sudah sangat dijelaskan didalam al-quran sebagai obat untuk manusia .
ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Nabi Muhammad Saw bersabda : “Kesembuahan itu ada pada tiga hal, yaitu dalam pisau pembekaman, meminumkan madu, pengobatan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan besi panas”. (HR. Bukhori no. 5681)
Menurut Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah: “Madu memiliki banyak khasiatnya. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, menetralkan kelembaban tubuh baik dengan cara dikonsumsi ataupun dioleskan. Madu sangat bermanfaat untuk lansia dan bagi mereka yang memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin” (Metode Pengobatan Nabi SAW hal 42-43).
Suatu kejadian ketika ada sahabat nabi datang kepada Nabi saw memberitahukan anaknya yang sedang sakit, kemudian Nabi menyuruh orang itu meminumkan madu kepada anaknya. Nabi juga menyuruh mengambil madu asli dan ketika madu diminumkan kepada anaknya hendaklah membaca do’a.
Sudah menjadi bukti bahwa madu adalah salah satu obat yang mujarab yang selalu dipakai oleh Nabi Muhammad saw pada masa itu. Ada suatu penelitian menjelaskan bahwa, luka bakar akan cepat sembuh apabila diberikan (diolesi) obat dengan madu bukan dengan yang lain. Itu baru merupakan salahsatu dari manfaat madu. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa manfaat madu bagi kesehatan :
  1. 1.  Sebagai sumber energy yang baik
Orang yang mengkonsumsi madu sebelum beraktifitas akan senantiasa tidak akan mudah mengalami kelelahan, dan juga orang yang berpuasa yang sebelumnya orang itu mengkonsumsi madu maka orang itu akan tidak mudah merasakan lapar dan energy nya akan tetap terjaga dalam tubuh. Kenapa bisa begitu ? sebab, madu mempunyai fruktosa dan glukosa yang dapat mudah diubah menjadi energy dalam tubuh. Madu akan memberikan cadangan makanan dalam tubuh, sehingga tubuh kita tidak mudah mengalami kelelahan.
  1. 2.  Tidak menyebabkan resiko diabetes
Pada madu tentunya mengandung zat yang baik dalam tubuh yang tidak akan merugikan kesehatan bagi tubuh kita. Hal ini sudah tercantum dalam al-quran. Jadi, madu bisa digunakan untuk pengganti gula dan tentunya aman bagi penderita diabetes.
  1. 3.  Membantu penyerapan kalsium
Madu mempunyai kandungan asam glukonat yang dapat mempercepat penyerapan kalsium.
  1. 4.  Madu baik untuk pencernaan
Ada banyak manfaat madu bagi pencernaan kita yaitu :
  • Madu baik untuk mengatasi tukak lambung dan mencegah iritasi pada lambung yang disebabkan oleh resiko dari makanan dan minuman beralkohol, obat-obatan ataupun yang lainnya. Menurut pengalaman seseorang, ketika orang itu mengalami penyakit lambung. Dia  sudah beberapa kali minum obat-obatan tetapi tidak selalu membuahkan hasil, kemudian waktu itu dia memutuskan untuk mengkonsumsi madu dan menghentikan meminum obat sehingga lambung dia membaik dan tidak mudah terasa perih. Madu memang obat yang mujarab bagi tubuh kita, tidak ada salahnya kita mencoba pengobatan dengan madu. Anjuran meminum obat dengan madu sudah dituliskan dengan jelas dalam alquran.
  • Madu sebagai obat untuk memperlancar buang air besar, mengatasi konstipasi ataupun sembelit, dan mengatasi dalam masalah diare dengan cara membantu penyerapan air dan elektrolit dan akan mengahambat bakteri E.colli yang dapat menyebabkan diare.
  1. 5.  Sebagai anti oksidan
Madu mengandung berbagai macam nutrisi seperti vitamin C, enzim, asam fenolik, asam organic dan flavonoid yang akan bermanfaat sebagai anti oksidan yang tinggi.
  1. 6.  Madu akan meningkatkan bakteri yang menguntungkan bagi tubuh dan menghambat bakteri yang merugikan bagi tubuh.
Madu mempunyai sifat antimikroba. madu akan membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri bifido yang merupakan bakteri yang sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan yaitu dengan menghambat bakteri yang merugikan seperti helicobacter pylori, yang dapat menyebabkan tukak pada lambung.
  1. 7.  Madu akan mempercepat proses penyembuhan luka
Madu bersifat higroskopis yang tinggi yang akan mudah menyerap air. Sehingga jika madu dioleskan ke luka terbuka, madu akan mempercepat penyerapan kandungan air pada luka tersebut. Sehingga luka akan mudah kering. Madu juga mengurangi pembengkakan pada luka dan luka akan sembuh lebih cepat. Sifat antimikroba yang terkandung dalam madu akan menghambat  pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga luka akan tidak mudah terinfeksi.

smoga manfaat   amin 

JANGAN REMEHKAN SHOLAT
KARENA KAU UDAH HAFAL BACAANYA


Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya. (فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ)
Celakalah orang-orang yang solat ! Sungguh rugi seorang yang menghabiskan waktunya untuk solat tapi masih saja celaka. Siapakah mereka? Dalam ayat ini Allah menyebut orang-orang yang celaka adalah yang lalai terhadap solatnya bukan yang lalai di dalam solatnya. Atau dalam bahasa arab Allah menyebutkan
الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Bukan

الَّذِينَ هُمْ في صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Kenapa demikian?
Kita harus bersyukur karena Allah tidak menyebut celaka kepada orang-orang yang lalai di dalam solatnya. Karena kita sendiri merasakan bahwa ketika takbir telah terucap, pikiran sudah tidak fokus lagi kepada solat.
Tiba-tiba teringat hutang seseorang yang belum dibayar, ingin pergi keluar kota dan berbagai masalah tiba-tiba memenuhi pikiran. Bahkan sering kita lupa jumlah rokaat karena memikirkan hal lain diluar solat.
Imam Ja’far As-Shodiq pernah ditanya apakah arti lalai dalam ayat ini? Apakah yang dimaksud adalah was was atau keraguan dalam solat? Imam menjawab,
“Tidak, jika itu yang dimaksud maka banyak orang yang tidak bisa melewatkannya. (Arti lalai dalam ayat ini) adalah tidak memperhatikan waktu solat dan menunda-nunda untuk melaksanakannya.”
Jika yang celaka dalam ayat ini adalah orang yang lalai di dalam solat, berapa banyak orang yang akan celaka?
Tentu hampir semua orang merasakan gangguan dalam solat sehingga ia lalai. Namun yang dimaksud dalam ayat ini adalah mereka yang meremehkan waktu solat. Menunda-nunda ketika ingin melaksanakannya. Mendahulukan urusan lain daripada solatnya. Merekalah orang yang solat namun celaka, kata Allah swt.
Padahal, sifat malas untuk solat dan mengulur-ulur waktunya adalah sifat orang-orang munafik. Allah berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً -١٤٢-
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang Menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa’ 142)

Masalah mengulur waktu memang sudah menjadi penyakit yang merata. Setan tidak akan tinggal diam dan berusaha membuat solat menjadi beban yang begitu berat. Tapi kita harus selalu sadar bahwa menunda waktu solat sama saja mengundang celaka. Imam Ali bin Abi tholib pernah berpesan,

“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi solat. Maka janganlah kalian disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya. Karena Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu mereka yang meremehkan waktu solat.”


Bukankah kita merasa tidak enak ketika harus meninggalkan tamu saat waktu solat tiba? Bukankah kita sering menunda solat karena takut melewatkan acara di tv? Bukankah kita sering mengakhirkan waktu solat karena takut bisnis kita akan gagal jika pembicaraannya terputus?
Imam Ja’far pernah ditanya, bagaimanakah lalai terhadap solat itu? Beliau menjawab,

“Ketika seorang mendahulukan urusan dunianya atas urusan akhiratnya.”


Padahal mereka adalah orang-orang yang solat, tapi sayang sekali Allah menyebut mereka orang-orang yang celaka. Tidakkah kita ingat Rasulullah saw di akhir hayatnya berpesan, “Umatku umatku… Jagalah solat…” Bahkan beliau pernah bersabda,

“Kelak tidak akan mendapat syafaatku, orang yang meremehkan (waktu) solat.”

Kenapa memperhatikan waktu solat itu begitu penting?
Karena ketika kita meremehkan waktu solat, kita telah meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah swt. Dan meremehkan sesuatu yang paling dicintai Allah sama saja meremehkan Allah swt. Bukankah kita akan bangun lebih pagi jika ada janji dengan orang yang penting bagi kita? Kita akan berangkat lebih awal agar jangan sampai terlambat menemuinya. Akankah Allah lebih rendah dibandingkan manusia termulia sekalipun?

Kisah

Suatu hari datang seorang wanita kepada Rasulullah saw. Dia meminta untuk berbicara dengan beliau dan meminta agar para sahabat keluar. Akhirnya Rasulullah memberi isyarat kepada para sahabatnya untuk keluar. Ketika para sahabat telah keluar, wanita ini berkata, “Wahai Rasululah, aku telah berbuat dosa yang amat besar.”
“Rahmat dan ampunan Allah lebih besar dari dosamu, apa yang kamu lakukan?” Kata beliau Wanita itu menjawab,
“Aku adalah seorang wanita yang bersuami kemudian aku selingkuh. Aku berzina sampai aku hamil. Dan ketika anak itu lahir aku cekik dan kumasukkan ke dalam cuka. Kemudian setelah beberapa lama aku jual cuka itu untuk orang lain.”
“Sungguh engkau telah melakukan dosa besar.”
Sesaat Rasulullah melihatnya dan dengan spontan berkata, “Aku menduga bahwa engkau telah meninggalkan solat Asar.”
Disaat kita meremehkan solat, senjata untuk melawan hawa nafsu akan melemah. Dengan meninggalkan solat, seorang dapat kehilangan kontrol pada nafsunya hingga bisa melakukan hal-hal yang kotor semacam itu.
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ -٤٥-
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (Al-Baqarah 45)
   
Yang berbuat riya’ (الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ)
Selain meremehkan solat. Riya’ juga termasuk penyakit yang berat. Karena setiap manusia suka dan ingin disanjung orang. Hanya bagaimana kita harus pintar menata niat agar amal kita hanya ditujukan untuk Allah semata. Orang yang riya’ termasuk dalam golongan orang yang mendustakan agama. Karena mereka tidak yakin dengan balasan Allah swt, hingga harus berharap dilihat oleh orang lain. Jika dia yakin, pasti ia akan beramal hanya untuk-Nya.
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً -١١٠-
“Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.” (Al-Kahfi 110)

Riya’ termasuk dalam syirik yang tersembunyi. Ketika orang yang riya’ ini menghadap pada Allah di Hari Pembalasan, Allah akan berkata padanya “Hai fulan, mintalah pahalamu kepada mereka yang kau tujukan niatmu padanya.”
Karenanya, jangan heran jika banyak orang yang sudah memiliki amal kebaikan yang banyak, ternyata sampai di akhirat dengan tangan kosong. Semua itu karena amal mereka tidak ditujukan untuk Allah semata.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً -٢٣-
“Dan Kami akan Perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan Jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Al-Furqon 23)

Seorang datang kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya beramal untuk Allah tapi orang lain memuji saya, apakah itu riya’?
Rasul menjawab, “Pujian seorang itu tidak masalah selagi niatmu hanya untuk Allah. Ketika ada orang yang memujimu, itu adalah kabar baik yang didahulukan (sebelum mendapat ganjarannya)”
Beramal untuk orang lain sama saja dengan meremehkan Allah swt. Apakah Allah tidak bisa memberi yang kita harapkan hingga harus berharap pada makhluk-Nya?

Tanda-Tanda Riya’

Imam Ali bin Abi tholib pernah menjelaskan tentang tanda-tanda orang yang riya’. Beliau berkata, “Orang yang Riya’ itu:
  1. Malas ketika sendirian
  2. Rajin ketika banyak orang.
  3. Menambah amalnya ketika dipuji.
  4. Mengurangi amalnya ketika tidak ada yang memujinya.

Sebab Riya’

Sebab-sebab orang yang riya’ itu bermacam-macam. Ada sebagian karena gila sanjungan, takut di kritik, tamak dan ingin menutupi keburukannya.
Dan enggan (memberikan) bantuan (وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ)
Sampailah kita pada ayat terakhir pada surat ini. Tipe pendusta agama yang terakhir adalah mereka yang enggan memberi bantuan walaupun berupa hal-hal yang remeh.
Al-Ma’un dalam bahasa arab bermakna sesuatu yang kecil dan remeh. Sesuatu yang tidak berharga yang bisa dipinjamkan kepada orang lain. Seperti air, garam, panci dan alat-alat remeh lainnya. Rasulullah saw bersabda,

“Siapa yang menahan Al-Ma’un (hal-hal yang remeh) ini dari tetangganya maka Allah akan menahan kebaikannya di Hari Kiamat. Dan Allah akan memasrahkannya pada dirinya sendiri. Dan betapa buruk keadaan orang itu”

Ketika Allah tidak mau lagi memperhatikan hamba-Nya, Dia akan memasrahkannya pada dirinya sendiri. Apa daya seorang hamba yang tidak lagi diperhatikan oleh Allah swt. Apa yang dapat dia lakukan sendiri tanpa bantuan Allah swt?
Rasulullah pun dalam tangisannya di kala sujud selalu berdoa, “Ya Allah, benahilah seluruh urusanku. Jangan kau pasrahkan aku pada diriku sendiri dan pada makhluk-Mu sekejap mata pun. ”
Untuk menutup kajian ini, ada poin penting yang harus kita perhatikan dalam Surat ini. Islam bukanlah agama yang memperhatikan kehidupan akhirat saja. Hubungan kepada sesama manusia pun sangat diperhatikan.
Terbukti dengan orang-orang yang disebut pendusta agama. Siapa mereka? Pertama Allah menyebutkan orang yang keras kepada anak yatim dan tidak saling menganjurkan untuk memberi orang miskin. Keduanya adalah urusan yang berhubungan dengan sesama manusia. Baru kemudian Allah menyebutkan tipe orang yang melalaikan solat dan Riya’.
Disini Allah mendahulukan hubungan antar manusia sebelum menyebutkan hubungan dengan alam akhirat. Jelas, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antar manusia dalam islam.
Semoga Allah swt menjauhkan kita dari sifat-sifat para pendusta agama ini. Dan semoga Rasulullah berkenan memberi syafaatnya setelah kita berusaha menjaga waktu solat.